Jeritan Warga Bastem Tolong Selamatkan Sungai Kami

Berita, Daerah32 Dilihat

Jpgluwu.com, LUWU – Warga Kecamatan Bastem, Kabupaten Luwu, kembali menyuarakan kekecewaan atas aktivitas pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) oleh PT Tiara Tirta Energi. Proyek yang berlokasi di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Noling ini dituding merusak lingkungan karena menyebabkan pendangkalan dan penyempitan sungai.

Kekecewaan warga semakin dalam karena perusahaan diduga mengabaikan rekomendasi resmi yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam surat rekomendasi DLH tersebut, terdapat beberapa poin penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan demi menjaga kelestarian DAS Noling, antara lain:

• Membangun sistem terasering untuk saluran penghantar guna mencegah longsoran.
• Menempatkan material bekas galian di area yang tidak berdampak langsung pada sungai.
• Membangun kantong tanah dan mencegah aliran sedimen ke sungai.
• Melakukan pemantauan kualitas air dengan laboratorium terakreditasi.
• Berkoordinasi dengan pihak berizin terkait pengambilan material pasir.

Namun di lapangan, sejumlah warga menilai bahwa praktik yang dilakukan PT Tiara Tirta Energi jauh dari rekomendasi tersebut.

Samra, salah satu warga Bastem, menuturkan bahwa material hasil galian proyek tidak diangkut, melainkan langsung dibuang ke dalam sungai oleh alat berat jenis ekskavator.

“Saya saksikan langsung. Material yang digali bukan dibuang ke tempat aman, tapi malah dijatuhkan ke sungai. Dulu sungai ini dalamnya 5 sampai 7 meter, sekarang tidak sampai satu meter,” ujar Samra, Kamis (31/7/2025).

Hal ini dinilai sangat merugikan masyarakat sekitar, karena potensi banjir dan hilangnya sumber air bersih semakin besar.

Warga juga mengungkapkan bahwa protes telah disampaikan berulang kali, namun tidak ada perubahan dalam metode kerja perusahaan. Pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu pun dinilai lamban dan tidak tegas dalam melakukan pengawasan.

“Sudah berkali-kali kami protes, tapi tetap saja aktivitas seperti itu berlangsung. DLH seakan tidak peduli,” imbuh Samra.

Atas kondisi tersebut, warga berharap pihak kepolisian segera turun tangan.“Kami minta aparat penegak hukum turun memeriksa kegiatan yang jelas-jelas merusak lingkungan ini. Jangan sampai kerusakan tambah parah,” tegas sejumlah warga.

Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak PT Tiara Tirta Energi maupun instansi pemerintah terkait atas dugaan pelanggaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi.

Warga berharap perhatian serius dari seluruh pihak, agar proyek pembangunan energi tidak berjalan dengan mengorbankan kelestarian lingkungan dan keselamatan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *